Skip to main content

ISI HATI KAUM TERTINDAS

Terima Kasih Jokowi!
Sudah Menginjak & Memusnahkan Kami (Kaum Tak Bersuara) Di Tanah Papua”
           Tidak terasa waktu terus berganti, kebahagiaan dan canda tawa di negeri burung surga-pun semakin sirnah, lonceng dan suara natal mulai berkumandang dimana-mana, penyambutan sang putra natalpun seakan tak berarti bagi kami kaum tertindas! Sebab persiapan pondok natal di dusun kecil kami, kini disambut senjata tajam militer yang kejam. Sebagian besar dari kami telah dipaksakan pulang ke pangkuan sang pencipta dengan usianya yang sangat muda oleh senjata militer di tanah ini. Kami terus diburuh, kami terus dikejar-kejar...kami terus di injak-injak dan dimusnahkan di tempat kami, ditanah kami....kami terus menangis, namun air mata kami tidak berarti lagi bagi kaum kapitaalis, kaum penguasa. Bagaimana kami akan aman, dan menikmati natal yang hadir sekali setahun bagaikan sebuah musim bahagia itu?
            Kini kami sadar, bahwa kami dimiskinkan, dibodohi, dibantai hingga babak belur. seakan kami tidak layak hidup di atas negeri kami..di tanah kami, hanya karena keterpaksaan kami harus exodus (berpindah) ke timur pasific, walau akan sama situasinya disana kami akan terus kesana mendaki gunung, terjal melewati rawa sungai dan hutan rimba kami...demi mencari dan menemukan kebahagiaan natal itu.
Bila penguasa kapitalis itu datang, pada 27 desember 2014 nanti sampaikan ucapan kami ini padanya:“ Terima Kasih Jokowi! Sudah Menginjak & Memusnahkan Sebagian Dari Kami (Kaum Tak Bersuara) Di Atas Tanah Kami. Biarkanlah kami bebas di tanah kami, negeri leluhur kami, bawalah kaummu pulang ke tempatmu, ke tempat asal mereka. Sebab kami sudah cukup menderita dengan kaummu yang srigala berbulu domba itu. Tolong hargai kami sebagai manusia, akuilah kebebasan kami...biarlah tahun baru nanti menjadi tahun keberuntungan kami orang Papua” .
DEMIKIAN PESAN SINGKAT KAMI KAUM TAK BERSUARAYANG SELALU TERTINDAS. TERIMA KASIH KAUM SEBANGSAKU WEST PAPUA, SALAM MERDEKA & SALAM NATAL!
Dengan mendengar ratap tangis, sambil mencucurkan air mata ini, kami sampaikan pesan ini kepada rakyat sebangsa PAPUA BARAT, serta tanyakan bagaimana sikap kita melihat saudara sebangsa kita yang sudah tidak bersuara tetapi melayangkan sebuah kertas bertuliskan perasaan/isi hatinya diatas? Apakah kitapun diam tertindas sampai mati atau sudah saatnyakah kita bangkit dan MELAWAN?
“Ko & Sa...KITA orang Papua yang HITAM dan KERITING mari kita katakan “PAPUA MERDEKA” dengan suara yang keras pada 27 desember nanti, ingat kita itu orang merdeka tapi kita masih menderita karena kita tidak mau SADAR”
PESAN INI DI TERUSKAN OLEH:
SOLIDARITAS PEMUDA & MAHASISWA PAPUA

ANDA MANUSIA, COPY DAN TERUSKAN BIAR SEMUA TAU ISI HATI KAUM TERTINDAS

Comments

Popular posts from this blog

Kitalah Milenial Tulen

GOLDEN MEMORIES Indahnya generasi Yang lahir Tahun 1960-90an (yg usianya skrg 20an - 50an tahun) Sekedar anda tahu. Kita yg lahir di tahun 1960-70-80-90an, adalah generasi yg layak disebut generasi paling beruntung. Karena kitalah generasi yg mengalami loncatan teknologi yg begitu mengejutkan di abad ini, dg kondisi usia prima. ✌✊ Sebagian kita pernah menikmati lampu petromax dan lampu minyak, sekaligus menikmati lampu bohlam, TL, hingga LED Kitalah generasi terakhir yg pernah menikmati riuhnya suara mesin ketik. Sekaligus saat ini jari kita masih lincah menikmati keyboard dari laptop kita.  Kitalah generasi terakhir yg merekam lagu dari radio dg tape recorder (kadang pitanya mbulet) kita. Sekaligus kita juga menikmati mudahnya men download lagu dari gadget.  Kitalah generasi dg masa kecil bertubuh lebih sehat dari anak masa kini, karena lompat tali, loncat tinggi, petak umpet, gobak sodor, main kelereng, karetan,sumpit2an, galasin adalah permainan

SALIB Kristus Retak di Papua Dalam Dominasi Kristen KTP

Kekristenan di tanah Papua sudah tentu bukan hal yang harus di ragukan.  Kekristenan di papua berawal sejak 05 Februari 1855, saat ucapan DENGAN NAMA TUHAN KAMI MENGINJAK TANAH INI oleh dua misionaris muda Jerman, yaitu Ottow dan Geisler di Pulau mansinam manokwari. Sejak saat itulah injil di mulai dan terus di kumandangkan ke seluruh pelosok negeri ini. Itulah awal peradaban penginjilan hingga 90 persen orang Papua menyatakan diri telah menjadi kristen dan di baptis.  Selama 164 tahun lamanya orang papua menjadi kristen dan terus bergerak dalam kekristenan yang serba luarbiasa dengan multivarian denominasi yang terus berhimpun dalam organisasi besar gerejawi, serta mewartakan injil Kristus di atas tanah Papua tercinta sampai Tuhan sang pemilik injil datang kembali. Jemaat Era Digital  Dalam konteks kehidupan bergereja di Papua belakangan ini boleh dikata mengalami deformasi dari dalam tubuh gereja itu sendiri, bermula dari menjamurnya jemaat dan pemuda kristen apatis