Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Ibadah Syukuran SEPTI MEIDODGA, Polisi Kawal Ketat. Ada Apa?

Jayapura- kelompok aktivis mahasiswa Universitas Cenderawasih Jayapura di bawa pimpinan Septi Meidodga di kepung aparat Kepolisian Republik Indonesia saat melaksanakan ibadah pengucapan syukur atas di wisudanya Septi Meidodga yang kini mengantongi gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan S.IP, setelah sukses menabur benih (mengkaderkan) kaum mahasiswa di Uncen mencapai 70% generasi penerus pemimpin masa depan Papua selama 4 tahun masa kontrak di tambah 2 tahun perpanjangan kontrak berjumlah tujuh tahun masa kontrak ke-MAHAanya sebagai mahasiswa yang bersih dan bebas nilai. Setelah rapat senat terbuka Universitas Cenderawasih Jayapura pada kamis 07 mei 2015, seperinya telah tertiup angin segar bagi seorang septi meidodga yang di kenal sosok “NO COMPROMI” Julukannya, beserta rombongan aktivis mahasiswa yang dipimpinnya yang juga adalah para kader-kader miliknya. Sebab dalam hasil rapat senat terbuka tersebut dirinya (Septi-red) mengantongi sebuah gelar ‘Sarjana Ilmu Pemerintahan S.IP’ Pada

KRONOLOGI SINGKAT PERAYAAN 01 MEI OLEH KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT

Jayapura, 01 Mei 2015 tepat pukul 09:00 pagi waktu Papua merupakan awal kesiapan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dalam rangka menyampaikan aspirasi terkait aneksasi papua kedalam bingkai Negara kesatuan republic Indonesia pada 01 Mei 1963 silam. Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Papua DPRP. Sekitar pukul 09: 15 seluruh anggota melakukan ibadah singkat sebagai ungkapan syukur atas karya Tuhan dalam bentuk doa, doa inipun di lakukan menggunakan bahasa Papua (ibu) yang adalah suatu anugera Tuhan yang patut di pertahankan demi jati diri orang papua. Seusai berdoa bersama sekitar 09:25 seluruh anggota masa aksi menuju ke titik kumpul masa aksi yang di tentukan. Dalam perjalanan itu semua anggota dengan ramai-ramai meneriakan Papua Merdeka! Sambil berorasi singkat oleh coordinator aksi yang di koordinir oleh tuan Bazoka Logo. Tanpa ragu semua menuju gapura uncen waena perumnas tiga ternyata pihak aparat keamana polisi republic   Indonesia telah memblockade lokasi tersebut kemudian